Sejarah Sistem Operasi Linux dan Perbedaannya dengan OS Lain

Sistem operasi Linux adalah salah satu inovasi teknologi terbesar dalam dunia komputasi. Linux dibuat oleh Linus Torvalds pada tahun 1991 yang awalnya sebagai proyek pribadi untuk menciptakan kernel open-source yang terinspirasi dari sistem operasi Unix. Dahulu, proyek ini dinamai Freax, menggabungkan kata “free,” “freak,” dan “x” untuk Unix. Namun, seorang administrator FTP bernama Ari Lemmke mengunggah proyek ini ke internet dengan nama Linux tanpa seizin Torvalds. Kemudian, nama ini diterima oleh komunitas global dan tetap digunakan hingga sekarang sebagai identitas sistem operasi tersebut.

Kernel Linux pertama kali dirilis pada tahun yang sama, tetapi penggunaannya terbatas karena belum ada aplikasi yang kompatibel. Tahun 1992 adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah Linux ketika Torvalds memutuskan untuk merilisnya di bawah lisensi GNU General Public License (GPL). Langkah ini memungkinkan siapa saja untuk menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumber Linux secara bebas. Kombinasi antara kernel Linux dan perangkat lunak dari proyek GNU menciptakan sistem operasi penuh yang dikenal sebagai GNU/Linux, yang menjadi dasar dari banyak distribusi yang berkembang pesat di tahun-tahun berikutnya.

Seiring waktu, Linux mulai berkembang menjadi berbagai distribusi (distro) untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Slackware, distro pertama, dirilis pada tahun 1993, diikuti oleh Debian dan Red Hat. Setiap distro memiliki karakteristik unik. Misalnya, Ubuntu dirancang untuk pengguna rumahan dengan antarmuka yang ramah, sedangkan CentOS dan Fedora lebih populer di kalangan administrator server dan profesional IT. Berkat sifatnya yang fleksibel dan komunitas pengembang global yang aktif, Linux berhasil menarik minat luas di kalangan akademisi, pengembang perangkat lunak, dan perusahaan teknologi.

Perkembangan Linux tidak hanya berhenti pada desktop atau server, tetapi juga merambah ke berbagai sektor lainnya. Pada tahun 2000-an, kernel Linux menjadi inti dari sistem operasi Android yang dirancang untuk perangkat mobile. Selain itu, Linux memainkan peran besar dalam pengoperasian superkomputer dan perangkat IoT (Internet of Things). Dengan sejarah panjang yang didukung kolaborasi komunitas global, Linux telah menjadi simbol inovasi teknologi dan kerja sama dalam dunia perangkat lunak modern.

Perbedaan Linux dengan Sistem Operasi Lain

  1. Keterbukaan Kode Sumber
    Linux adalah sistem operasi open-source, memungkinkan pengguna untuk melihat, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumbernya. Sebaliknya, Windows dan macOS bersifat proprietary, sehingga kode sumbernya tertutup dan tidak dapat diakses publik.
  2. Keamanan
    Linux memiliki reputasi lebih aman karena desain keamanannya dan komunitas yang aktif memperbarui sistem. Windows lebih rentan terhadap malware, meskipun memiliki perlindungan seperti Windows Defender. macOS juga aman, tetapi ancaman meningkat seiring popularitasnya.
  3. Fleksibilitas
    Linux sangat fleksibel karena dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pengguna. Windows memiliki penyesuaian terbatas, sedangkan macOS menawarkan pengalaman pengguna yang konsisten tetapi kurang fleksibel untuk modifikasi.
  4. Biaya
    Linux gratis dan tersedia untuk semua pengguna. Windows memerlukan lisensi berbayar, sedangkan macOS sudah termasuk dalam perangkat keras Apple, yang cenderung mahal.
  5. Sasaran Pengguna
    Linux sering digunakan oleh pengembang, administrator sistem, dan profesional teknis. Windows populer di kalangan pengguna umum dan bisnis, sementara macOS ditargetkan untuk profesional kreatif seperti desainer dan editor.
  6. Performa
    Linux dikenal ringan dan mampu berjalan pada perangkat keras lama. Windows sering kali membutuhkan spesifikasi lebih tinggi, sementara macOS dioptimalkan untuk perangkat keras Apple, memberikan performa terbaik di ekosistemnya.
  7. Kompatibilitas Perangkat Lunak
    Linux memiliki dukungan perangkat lunak terbatas tetapi menawarkan banyak alternatif open-source. Windows mendukung hampir semua aplikasi komersial, sedangkan macOS unggul dalam aplikasi kreatif tetapi kurang kompatibel untuk kebutuhan tertentu.

Linux adalah contoh nyata bagaimana sistem operasi dapat berkembang dari proyek kecil menjadi pilar teknologi global. Dengan lisensi open-source, Linux memungkinkan kolaborasi luas dan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memodifikasi serta mendistribusikan ulang sistem.

Wahh menarik sekali bukan, membahas sejarah dan karakteristik sistem operasi Linux? Semoga pengetahuan yang kalian dapatkan dari artikel ini bermanfaat dan dapat memperluas wawasan kalian tentang dunia teknologi. Jika kalian ingin mengetahui lebih banyak informasi menarik lainnya, jangan ragu untuk mengeksplorasi mengunjungi tautan berikut ini.